
Tak ada yang kebetulan dalam rencana Allah.
Kami dipertemukan bukan karena saling mencari, tetapi karena Allah menghadirkan waktu yang tepat bagi dua hati yang sama-sama belajar menjadi lebih baik.
Awalnya kami hanya dua orang yang berjalan di jalannya masing-masing, dengan doa-doa yang diam-diam kami panjatkan setiap malam. Doa tentang ketenangan, tentang teman hidup yang mengajak lebih dekat kepada Allah, dan tentang rumah tangga yang penuh keberkahan.
Hingga suatu hari, Allah menjawabnya perlahan.
Pertemuan yang sederhana, percakapan yang biasa, tapi menghadirkan rasa yang menenangkan, seakan mengingatkan kami pada firman-Nya:
“Supaya kamu merasa tenteram kepadanya.” (QS. Ar-Rum: 21)
Dari situ kami belajar bahwa cinta bukan tentang sesuatu yang besar, melainkan ketulusan yang tumbuh lembut dalam saling mengingatkan, saling mendoakan, dan saling menguatkan dalam setiap langkah menuju kebaikan.
Perjalanan ini tidak selalu mudah, tetapi Allah memudahkan niat baik yang dijaga. Dan pada akhirnya, kami sampai pada hari di mana kami mengikrarkan janji
bukan hanya untuk saling mencintai, tapi untuk berjalan bersama menuju ridha-Nya.
Dengan segala kerendahan hati, kami mengundang Bapak/Ibu/Saudara/i untuk turut mendoakan agar pernikahan ini menjadi awal dari rumah tangga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah.