Semua berawal di Indralaya, ketika dua insan dipertemukan di bangku SMP. Saat itu, tak ada yang menyangka bahwa perkenalan sederhana akan menjadi bagian dari takdir yang Allah tuliskan. Waktu berlalu, langkah membawa ke arah yang berbeda — satu ke Jambi, satu tetap di Indralaya. Perpisahan tak menghapus kenangan, hanya menundanya dalam diam.
Beberapa tahun kemudian, takdir kembali mempertemukan di masa kuliah. Yogyakarta dan Bangka menjadi saksi bahwa jarak bukan penghalang, melainkan ujian kesabaran dan keikhlasan. Dalam sujud dan doa, cinta dijaga. Selepas wisuda, perjalanan pun masih terpisah — satu merantau ke Jakarta, satu tetap setia di kampung halaman. Namun janji Allah selalu benar: "Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan." (QS. Al-Insyirah: 6)
Kini, ketika langkah dipertemukan di satu kota, niat baik pun menguat. Atas izin Allah dan restu keluarga, dua hati yang telah lama saling menjaga bersiap menyempurnakan separuh agama. Bismillah, dengan segala cinta dan harap, semoga perjalanan ini selalu dalam ridha dan berkah-Nya.